Thursday, 31 January 2019

Watak Pragmatisme Prabowo-Sandi, Apapun Ditempuh Asal Menang

Watak Pragmatisme Prabowo-Sandi, Apapun Ditempuh Asal Menang


Watak pragmatisme kubu Prabowo-Sandiaga semakin jelas akhir-akhir ini. Terlebih setelah ada pernyataan Hashim Djojohadikusumo bahwa mereka tak mempermasalahkan dukungan dari anak keturunan PKI.

Hal ini artinya, kubu Prabowo akan menerima dukungan dari semua segmen masyarakat, mulai HTI, FPI, koruptor, kriminal, preman, sampai mafia asal mereka mendukung Prabowo-Sandi.

Pragmatisme kubu Prabowo itu juga dibenarkan oleh Juru Bicara TKN paslon 01, Ace Hasan Syadzily. Politisi Partai Golkar ini melihat langkah Prabowo yang mengakomodasi semua kepentingan ditujukan demi menambah suntikan elektoral.

Namun, langkah pragmatisme oposan itu lebih mirip bunglon. Ace menjelaskan bila bertemu orang-orang HTI, mereka akan membicarakan kepentingan organisasi yang dibubarkan pemerintah tersebut.

Padahal, ketika bertemu masyarakat Prabowo menegaskan diri sebagai patriot pembela NKRI, bertentangan dengan HTI. Inilah bagian dari strategi catch-all yang mengakomodasi kepentingan semua kelompok asal mau memberi tambahan dukungan elektoral.

Mereka akan berdiri di dua kaki karena terkadang akan bicara terkait anti asing dan aseng, namun disisi lain berjanji mengakomodasi kepentingan asing dan juga Tiongkok.

Sikap ambivalen tersebut tampak saat mereka bangga dikunjungi dubes-dubes Eropa dan juga melakukan manuver janji manis di depan pengusaha di Singapura.

Pragmatisme kubu Prabowo ini semakin jelas di Pilpres 2019. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka ini mau melakukan apapun, termasuk mengakomodir kepentingan siapapun, asalkan menambah suara mereka.

Bila diteruskan, bukan kah ini membahayakan tatanan negara yang sudah ada? Pragmatisme sempit bisa mengorbankan bangunan kebangsaan Indonesia.

No comments:

Post a Comment