Hoax dan Pesimisme Prabowo akan Masa Depan Indonesia
Hal itu disampaikan Prabowo ketika bersilaturahmi Pondok Pesantren Assodiqiah, Sawah Besar, Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Menurutnya, sistem yang terjadi di Indonesia ini keliru dan salah. Karenanya, tidak mungkin Indonesia bisa kuat dan sejahtera. Inti kesalahan sistem ini membuat kekayaan kita mengalir keluar.
Ada kesalahan mendasar bagi Prabowo soal pemahaman mengenai sistem ini. Selain juga dirinya tak melihat fakta terbaru yang terjadi di lapangan.
Pengakuannya itu juga berbahaya karena mengarahkan anak bangsa terbiasa menerima pesan politik penuh ketakutan dan kekhawatiran, dibandingkan narasi optimisme dan bangkit. Lebih jauh lagi, pernyataan Prabowo itu juga bisa dipelintir oleh kelompok pendukung ideologi non-Pancasila.
Menanggapi itu gampang saja. Apabila Prabowo Subianto tidak mengakui Pancasila dan UUD 1945, juga tak yakin bahwa Indonesia bisa maju dan sejahtera di masa depan sebaiknya dia menjadi Capres di negara lain saja.
Sistem negara Indonesia ini dikelola oleh Pemerintahan Jokowi-JK ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Semua kebijakannya didasarkan pada semangat konstitusi.
Buktinya, pengelolaan SDA diupayakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan menguasai saham Freeport 51 persen dan mengambil alih pengelolaan Blok-Blok Migas dari asing, pembangunan sarana dan prasaranan untuk masyarakat seperti infrastruktur jalan, listrik dan air bersih, keadilan energi dengan menetapkan BBM Satu Harga, pemberian sertifikat tanah gratis untuk memberikan kepastian hak atas tanah bagi masyarakat serta kestabilan harga bahan pokok untuk menjaga daya beli masyarakat.
Terkait pernyataannya bahwa ada kekayaan Indonesia yang keluar itu juga tak terbukti. Faktanya, justru berbanding terbalik dengan hasil kinerja Pemerintah yang mampu mendatangkan investasi dan melaksanakan program yang pro-rakyat.
Prabowo masih saja jualan hoax di Pesantren. Tak berubah seperti dulu, narasi yang dijualnya selalu berisi tentang ketakutan, kekhawatiran, dan pesimisme mengenai kehidupan berbangsa ke depan.
Sejauh ini, hanya Prabowo saja si Jenderal Kardus yang pesimis dengan perkembangan Indonesia, sementara tokoh bangsa bahkan dunia internasional memperkirakan Indonesia semakin kuat ke depannya.
No comments:
Post a Comment