Saturday, 3 November 2018

Menghina Tampang Orang Boyolali, Prabowo Dilaporkan ke Polisi

Menghina Tampang Orang Boyolali, Prabowo Dilaporkan ke Polisi



Pidato calon presiden Prabowo Subianto di Boyolali, Jawa Tengah, pada Selasa (30/10) lalu, berujung pada laporan polisi di Polda Metro Jaya. Pidato itu dinilai menghina orang Boyolali.

Adalah, Dakun (47), seorang warga Boyolali, yang melaporkan Prabowo karena merasa tersinggung dan terhina atas ucapan Prabowo soal 'tampang Boyolali'.

Dakun yang berasal dari Kecamatan Teras Boyolali itu mengaku dirinya merasa telah dilecehkan dengan ucapan yang disampaikan oleh Prabowo. Kata-kata Prabowo itu seolah-olah menyatakan jika warga Boyolali miskin dan tidak pernah masuk mal dan hotel.

Tentu saja, ucapan tersebut diduga termasuk bermuatan kebencian. Seharusnya Prabowo yang merupakan seorang calon presiden bisa mengisi kampanye dengan konten yang menyejukkan hati. Bukan malah menghina kelompok masyarakat tertentu.

Apalagi, Prabowo melakukan penghinaan dengan idiom kaya-miskin kepada masyarakat tertentu. Hal tersebut bisa dianggap mengarah pada unsur yang bersifat rasial atau rasis. Juga memperlebar perasaan adanya kesenjangan sosial.

Gaya kampanye Prabowo itu memang tak aneh. Dia disebut-sebut memang berusaha meniru model kampanye Presiden AS, Donald Trump, yang penuh dengan informasi hoax, ujaran kebencian, rasis dan seksis.

Menanggapi hal itu, Bupati Boyolali Seno Samodro, mengatakan dirinya tidak mau menanggapi terlalu banyak soal 'tampang Boyolali' itu. Tanpa tedeng aling-aling, Samodro menegaskan dirinya tak akan memilih Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 mendatang.

Sebenarnya bila diamati, Prabowo Subianto berupaya membangun citra berbeda pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Kesan 'galak' yang dinilai melekat pada dirinya ingin coba dihilangkan pada pesta demokrasi lima tahunan kali ini.

Karena itu, calon presiden nomor urut 02 itu pun mulai mencoba lebih 'santun' saat berhadapan dengan wartawan, berpenampilan gaya anak muda, hingga memperlihatkan keakraban dengan kucing peliharaannya bernama Bobby.

Namun, sayangnya tak semudah itu membalikkan watak seseorang. Publik terlanjur melihat citra santun dan merakyat itu telah lebih dulu menjadi milik calon petahana sejak awal kemunculannya.

Di satu sisi, model kampanye Prabowo-Sandi juga terkesan hanya mempertontonkan serangan demi serangan kepada Jokowi tanpa berbasis data pasti ataupun solusi. Menurut publik, dinilai tak simpatik dan membosankan.

Masyarakat sekarang tidak bodoh lagi, yang mudah ditipu dengan hanya polesan media atau bersedia direndahkan begitu saja. Kini Prabowo harus menghadapi tuntutan hukum karena mulutnya sendiri yang berusaha 'melucu tapi sungguh tidak lucu'.

No comments:

Post a Comment