Tuesday, 20 November 2018

JATMI dan Ribuan Ulama JKSN Jateng Dukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019

JATMI dan Ribuan Ulama JKSN Jateng Dukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019


Dukungan Ulama kepada pasangan capres-cawapres, Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amin memang semakin bertambah tiap harinya. Hal itu terlihat dengan bertambahnya barisan pendukung itu dari Jami’iyyah Ali Thoriqoh Mu’tabaroh Indonesia (JATMI).

JATMI adalah organisasi masyarakat Islam yang terdiri dari ulama-ulama ahli tarekat atau ilmu tasawuf. Dewan Pimpinan Pusat JATMI mengisyaratkan bakal mengarahkan dukungan untuk pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. 

Namun keputusan itu akan diresmikan pada Rakernas JATMI pada  23-25 November 2018 di Semarang. Dukungan dari Ulama tarekat itu diberikan kepada Jokowi karena mendukung Jokowi menyelesaikan gagasan pembangunan dan tidak ingin melawan pemerintahan yang sah.

Sebelumnya, Jaringan Kiai dan Santri (JKSN) Jawa Tengah juga sudah dideklarasikan di Semarang pada Minggu (18/11). Terlihat ribuan santri dari sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah bersama para kiai dan pengasuh pondok pesantren memadati Auditorium Hotel UTC Semarang, Minggu sore.

Deklarasi tersebut dihadiri oleh Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Gubernur Jatim selaku Dewan Pengarah JKSN, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa JKSN (Jaringan Kiai dan Santri Nusantara) yang telah terbentuk dan bergerak di beberapa daerah harus fokus memenangkan paslon Jokowi-Ma’ruf di 10 provinsi di Indonesia pada Pilpres 2019. 

Sementara itu, Erick Thohir mengatakan meminta para Kiai dan Santri turut meberikan informasi positif terkait keberhasilan Pemerintah memperbaiki Pendidikan, ekonomi umat dan keringanan ekonomi rakyat serta memberikan kesempatan kaum muda mengembangkan industri kreatif.

Beberapa dukungan ulama di atas menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memiliki relasi yang dekat dengan tokoh agama. Dengan begitu, adanya tuduhan bahwa Jokowi musuh ulama, perlu dihapus dari benak masyarakat.

No comments:

Post a Comment