Permintaan Tak Tulus, Maaf Prabowo Hanya untuk Kepentingan Politik
Setelah didemo ribuan warga Boyolali, capres Prabowo Subianto akhirnya meminta maaf atas ucapannya soal tampang Boyolali.
Capres nomor urut 02 itu mengaku tidak bermaksud negatif dengan ucapannya beberapa waktu lalu tersebut.
Meski demikian, bila diperhatikan tutur kata dan gesture-nya, permintaan maaf Prabowo itu terlihat tidak tulus dan hanya untuk kepentingan politik saja.
Pasalnya, ucapan 'ngawur' seperti di atas, tak hanya sekali saja dilakukan. Sebelumnya, Prabowo juga sering melontarkan kalimat yang menyakitkan hati.
Menghina atau melecehkan orang seperti menjadi kebiasaan bagi Prabowo.
Terdapat deret ucapan Prabowo yang kontoversial. Di antaranya, di Gedung Intan Balarea, Jalan Patriot, Garut, Jumat, 25 Oktober 2013, 'Kalau hakim agung - hakim Mahkamah Konstitusi bisa disogok, apalagi wartawan. Sama saja', tahun 2014 di acara PKS 'bangsa Indonesia kadang-kadang naif, lugu dan Goblok'.
Lalu pada wartawan 'gaji kalian kecil, muka kalian gak belanja di mall' kemudian, kampanye Pilkada Jabar 'Elit-elit di Jakarta maling semua' dan Analogi kemiskinan dengan tampang Boyolali.
Dengan melihat itu, maka karakter Prabowo lebih dekat pada arogan dan kurang pandai menjaga tutur kata, serta melakukan kesalahan yang berulang-ulang.
No comments:
Post a Comment