Friday, 23 November 2018

Jokowi Blusukan ke Pasar-Pasar, Temukan Harga Pangan Relatif Stabil

Jokowi Blusukan ke Pasar-Pasar, Temukan Harga Pangan Relatif Stabil 


Beberapa waktu ini, Presiden Joko Widodo rajin mengunjungi sejumlah pasar tradisional di beberapa kota atau kabupaten. Seperti mengunjungi Pasar Sidoarjo di Lamongan, Pasar Anyar di Tangerang, Pasar Roda di Bogor, serta beberapa pasar tradisional lainnya di sejumlah daerah.

Dari hasil kunjungan tersebut terbukti bahwa harga bahan pokok sebagian besar normal dan sesuai dengan tingkat inflasi (kenaikan harga) di bawah 3,5%. Tak ada indikasi harga pangan melonjak. Itu juga sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Hampir 4 tahun ini, inflasi memang selalu rendah. Artinya, selalu harga-harga kebutuhan hidup, khususnya pangan, terkendali dan relatif stabil. Hal itu berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, dimana inflasi selalu berada di angka 9 dan 8 (persen).

Temuan Presiden Jokowi itu berbeda dengan apa yang disampaikan Sandiaga Uno beberapa waktu lalu. Karena cawapres pasangan Prabowo ini kerap mengklaim bahwa ada kenaikan harga bahan pokok yang tajam. 

Bahkan, Sandi sempat menyebut tempe setipis ATM atau harga makanan di jakarta lebih mahal dibandingkan di Singapura. Tentu saja, itu ternyata tak terbukti hingga kini. 

Klaim sepihak Sandiaga tersebut erat kaitannya dengan kepentingan politik untuk menurunkan eletabilitas Jokowi. Mirisnya, kini terbukti bahwa isu yang dimainkannya ternyata tak terbukti di berbagai pasar tradisional.

Sejauh ini, kita tahu bahwa pemerintahan Presiden Jokowi selalu berupaya menjaga keseimbangan harga komoditas. Tujuannya agar harga tidak terlalu melonjak naik dan tidak terlalu turun jauh, sehingga antara petani dan konsumen sama-sama mendapatkan keuntungannya.

Mari kita sampaikan sesuatu yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Jangan sampai antara kebenaran dicampur dengan kesalahan. 

Terkait harga pangan harus kita sampaikan bahwa tak ada kenaikan harga di pasar-pasar rakyat. Kecuali dalam imajinasi Sandiaga Uno saja.

No comments:

Post a Comment