Tuesday, 27 November 2018

Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul di Survei, Jokowi Ingatkan Jangan Terlena

Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul di Survei, Jokowi Ingatkan Jangan Terlena


Mendekati Pemilihan Presiden 2019, sejumlah lembaga sigi nasional masih mengunggulkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin. Meski demikian, keunggulan ini belum aman bagi Jokowi, sehingga segenap tim sukses tak boleh terlena.    

Hal itu setidaknya tercermin dari hasil survei Median dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang baru-baru ini merilis hasil survei untuk Bulan November 2018. 

Hasil survei Median menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 47,7%, sementara capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencapai 35,5 %. Selisih diantara keduanya sebesar 12,2 persen.

Dijelaskan dari survei tersebut bahwa keunggulan pasangan petahana tersebut belum bisa dibilang aman, karena hingga kini, elektabilitas pasangan petahana dalam survei selalu di bawah 50%.

Kemudian, hasil survey dari LSI Denny JA yang dilakukan selama 10-19 November 2018 di 34 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga. 

Elektabilitas terhadap Jokowi-Ma'ruf sebesar 53,2 persen, sementara dukungan terjal Prabowo-Sandiaga sebesar 31,2 persen, Selisih dari kedua pasangan tersebut mencapai 20 %, dimana masih 15,6% belum menentukan pilihan. 

Pencapaian elektabilitas petahana juga dipengaruhi oleh persepsi pemilih mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang dianggap sedang dan baik. Namun hal tersebut juga masih dinamis, karena pihak oposisi masih berkesempatan mengejar.

Menanggapi sejumlah survei seperti itu, Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla memberikan instruksi kepada TKN agar jangan terlena dan over optimis dengan keunggulan sementara itu. Hasil survei seharusnya menjadi panduan apa yang harus dibenahi di dalam kerja kampanye.

Jokowi mengajak tim suksesnya belajar dari Pemilu AS, dimana sejumlah lembaga survei menjelang pemilihan presiden menempatkan elektabilitas Hillary Clinton pada posisi unggul, namun berakhir dengan kemenangan Trump. Hal tersebut karena pihak Hillary terlena dan over optimis sehingga lengah dengan upaya Trump.

Pertarungan menjelang Pemilu 2019 semakin seru. Kita berharap agar kontestasi ini seyogianya diisi oleh adu gagasan dan program, bukan isu SARA dan ujaran kebencian. Mari hadapi Pilpres dengan semangat mencari solusi terbaik bagi negeri.

No comments:

Post a Comment