Cinta yang Bersyarat, Balada Kisah Cinta Prabowo dan Titiek setiap 5 Tahun Sekali
Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Drajad Wibowo, memastikan jika kelak capres nomor urut 02 itu memenangi Pilpres 2019, maka yang bakal menjadi ibu negara adalah mantan istrinya, Titiek Soeharto.
Padahal kita tahu, Letjen (Purn) TNI Prabowo Subianto telah bercerai dengan Titiek, tak lama setelah Soeharto tumbang pada 1998.
Lucunya sekali, Titiek Soeharto bicara soal jadi ibu negara Prabowo jika menang Pilpres 2019. Publik lalu bertanya, jika kalah? Nggak jadi baikan/rujuk dong?
Bila begitu, maka kisah cinta antara Prabowo dan Titiek Soeharto ini seperti buah musiman, yang muncul setiap tahun politik saja.
Sungguh wanita yang penuh perhitungan dan ada udang di balik batu. Terkesan menumpang tenar demi ambisi. Alangkah lucunya kisah cinta mereka seperti cinta bersyarat.
Jika Prabowo menang, peluang rujuk dipertimbangkan.Namun jika kalah, kisah cinta pun lenyap seperti yang terjadi pasca Pilpres 2014.
Kita harus akui, Titiek Soeharto dalam kampanyenya bersama Prabowo-Sandi terlihat ambisius dan ngebet banget ingin ikut berkuasa juga. Titiek seperti membuka peluang rujuk, padahal hal itu bisa dilakukan sejak Pilpres 2014 lalu, kemudian lenyap, dan muncul lagi pada Pilpres 2019.
Ini jelas membuktikan bahwa kisah cinta Prabowo dan Titiek selalu memanfaatkan kepentingan politik. Dua-duanya sangat ambisius dan sangat ingin berkuasa.
Hakikat dari suami-istri itu ialah mendampingi dengan setia dalam suka dan duka. Oleh karenanya, sebaiknya Titiek bisa mendampingi Prabowo apa pun hasil dari Pilpres 2019 nanti.
Akan sangat mulia bila Titiek Soeharto bersedia mendampingi dan menjalani kompleksnya kehidupan bersama Prabowo dalam kondisi menang maupun kalah.
Jadi bersatu itu bukan karena akan mendapat kekuasaan/menang pilpres, tapi karena dilandasi cinta kasih yang kuat dalam suka dan duka seperti Ibu Iriana dan Pak Jokowi yang terus memelihara cinta kasih dalam suka-duka.
No comments:
Post a Comment