Cara Prabowo Klaim Kemenangan dan Ciptakan Kegaduhan pasca Pemilu
Calon Presiden Prabowo Subianto beberapa kali mendeklarasikan kemenangan pada Pilpres 2019. Hingga hari ini, Prabowo terhitung sudah lima kali melontarkan klaim kemenangan tersebut.
Klaim kemenangan itu berpegang pada quick count, exit poll, dan real count yang dilakukan oleh tim internalnya.
Masalahnya, data tersebut tak bisa diakses oleh publik. Bila ditanya selalu "ngeles", juga tak pernah ditunjukan lokasi penghitungannya.
Maka tak aneh bila masyarakat pun meragukan klaim kemenangan tersebut. Oleh karena itu, kemenangan Prabowo-Sandi menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Padahal, menurut perhitungan cepat sejumlah lembaga survei dan real count KPU sementara ini, pasangan Joko Widodo dan KH. Maruf Amin yang lebih unggul.
Hasil quick count dari lembaga survei itu memang bukan penentu kemenangan dalam Pilpres 2019 ini. Tetapi hasil perhitungan tersebut bisa menjadi rujukan awal untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan mandat rakyat untuk lima tahun ke depan.
Mengingat selama ini, perhitungan cepat itu memiliki akurasi yang tinggi. Kalaupun geser angkanya, tetapi itu tak pernah mengubah kedudukan siapa yang menang dan kalah.
Parahnya, hasil hitung cepat itu malah dituduh kubu Prabowo sebagai usaha menggiring opini publik. Tak hanya itu, hasil tersebut juga dijadikan dasar tuduhan klaim kecurangan yang ada di Pemilu 2019.
Diakui atau tidak, mereka saat ini memang sedang menggaungkan isu kecurangan dalam Pemilu. Hal itu untuk mempertahankan 'semangat juang' pendukungnya bahwa Prabowo-Sandi kalah karena dicurangi.
Klaim kecurangan itu pula yang dijadikan bahan bakar untuk menggerakkan massa menuju people power. Kubu 02 sudah kehilangan akal untuk memenangkan pertarungan.
Cara satu-satunya tinggal menggunakan "people power" atau mobilisasi kerusuhan yang membuat negara kacau.
Makanya segala sesuatunya saat ini diarahkan ke upaya people power itu. Mulai dari deklarasi kemenangan, bantahan terhadap hasil quick count, delegitimasi KPU, hingga isu kecurangan Pemilu, semua diarahkan untuk menjadikan 'people power' sebagai tujuannya.
No comments:
Post a Comment