Tuduh Lembaga Survei Bohong, Prabowo Trauma dengan Pengalaman Pribadi
Dalam beberapa kesempatan, Prabowo Subianto menilai lembaga survei saat ini banyak yang berbohong. Pernyataan ini diduga kuat dilatarbelakangi oleh hasil survei yang tidak berpihak kepadanya.
Menurut Denny JA, pendiri lembaga survei LSI Denny JA, pernyataan Prabowo itu karena pengalaman personal dia yang pahit, mengingat dia pernah tertipu oleh lembaga survei yang salah, yaitu pengalaman quick count di Pilpres 2014.
Namun sayangnya, pengalaman itu digunakan secara gebyah uyah (generalisir) untuk menilai semua lembaga survei saat ini. Padahal, banyak lembaga survei yang taat pada azas ilmiah.
Perlu diketahui, hasil survei yang menempatkan Prabowo-Sandi kalah dibandingkan Jokowi-Maruf Amin adalah sebuah kenyataan atau fakta. Karena semua lembaga survei mengeluarkan hasil yang sama. Perbedaannya hanya menunjukkan selisih antarpaslon.
Kalau tidak percaya coba cari saja di Google, semua lembaga survei yang berjumlah sekitar 20 saat ini, semuanya telah menempatkan Jokowi menang. Yang berbeda hanya selisihnya saja, ada yang selisihnya kecil di bawah 10% ada yang di atas 10%.
Hal senada diutarakan oleh Sekjen Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Yunarto Wijaya, ia menilai Prabowo trauma dengan lembaga survei yang sempat membohonginya dulu. Namun hal tersebut tidak bisa digeneralisir dan mendeligitimasi hasil survei oleh lembaga survei atau lembaga riset.
Melihat pernyataan Prabowo tentang lembaga survei itu dapat dikatakan sebagai bentuk kepanikan dari dirinya. Karena sudah dipastikan Prabowo akan kalah lagi pada Pilpres 2019 ini.
No comments:
Post a Comment