E-KTP Tak Bisa Menjadi Kartu Multiguna a la Sandiaga
Gagasan Sandiaga Uno untuk menjadikan e-KTP sebagai kartu multiguna sepertinya tak mungkin terwujud. Sebab, antara keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Hal ini sebagaimana penjelasan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo. Tjahjo mengatakan e-KTP berfungsi merekam data kependudukan. Sementara untuk program kesehatan, pendidikan, dan lainnya perlu kartu tersendiri.
Data yang terekam di e-KTP bisa dijadikan landasan untuk kartu program agar sesuai dengan administrasi kependudukan dan catatan sipil.
Selaras dengan itu, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, menyatakan bahwa KTP elektronik (e-KTP) saat ini belum bisa diintegrasikan dengan kartu yang diterbitkan pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar atau Kartu BPJS Kesehatan atau Ketenagakerjaan.
E-KTP yang ada saat ini masih dalam sistem yang belum sempurna. Masalahnya tidak mudah mengintegrasikan banyak kepentingan di satu kartu. Oleh karena itu, e-KTP belum bisa menjadi kartu yang berfungsi sebagai SIM atau ATM sekaligus sejak pertama kali diproduksi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun membenarkan itu. Menurutnya, fasilitas teknologi E-KTP di Indonesia masih kurang canggih. Sejak awal pemerintahan Jokowi telah berniat membuat e-KTP sebagai satu data kependudukan yang terintegrasi menjadi "one single ID", namun untuk pemilu saja masih kurang.
Masih ada masyarakat yang terancam tak dapat mencoblos lantaran belum memiliki e-KTP. Kendala kepemilikan e-KTP ini umumnya terjadi di daerah yang jauh dan memiliki kesulitan akses.
Sebelumnya, dalam Debat Cawapres, Sandi mengkritik program-program Jokowi-Ma'ruf yang terlalu banyak berbasis kartu. Padahal menurutnya semua bisa dilakukan dengan satu kartu, yaitu e-KTP.
Dengan melihat kondisi saat ini, sepertinya gagasan Sandiaga Uno di atas masih kurang realistis. Ia tidak melihat kondisi di lapangan mengenai perkembangan kartu identitas tersebut.
No comments:
Post a Comment