Tuesday, 5 March 2019

Tuding Intelijen Dalang Teror, Prabowo Buka Aib Sendiri

Tuding Intelijen Dalang Teror, Prabowo Buka Aib Sendiri


Prabowo Subianto kembali menyampaikan pernyataan yang kontroversial. Dia menyebut dunia intelijen Indonesia sebagai dalang dari segala tindak teror. 

Menurutnya, paradigma itu tidak berubah dari masa Orde Baru dulu. Ada yang menggunakan strategi untuk memecah belah kesatuan bangsa.

Pernyataan itu bagi Prabowo sebenarnya bukan protes, tetapi menunjuk mukanya sendiri. Pasalnya, perkataannya tentang paradigma dunia intelijen tidak berubah dari masa ke masa, justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa lalu.

Tanpa disadari, Prabowo justru sedang menggambarkan bagaimana dunia intelijen ketika dia masih aktif sebagai bagian dari pucuk pimpinan mereka.

Banyaknya pengungkapan informasi tentang kejadian luar biasa, seperti sering kita dapatkan dari corong pemerintah di masa Orde Baru misalnya, kerap mendiskreditkan golongan tertentu, yang justru terkesan direkayasa.

Perlu dipahami, ketika Prabowo menggambarkan intelijen dipenuhi dengan orang-orang berpikiran jahat, bisa jadi dirinya sedang menggiring opini, bahwa dunia intelijen adalah dunia kepalsuan yang tak boleh dipercaya, termasuk informasi yang berasal dari pihak mereka.

Namun Prabowo tak menyadari bahwa ada undang-undang yang mementahkan tudingannya itu. Intelijen sebagai bagian dari aparatur negara, tentu saja harus taat kepada protap yang berlaku. Jika dilanggar pasti mereka akan menghadapi konsekuensinya.

Pernyataan Prabowo justru semakin membangkitkan kekecewaan masyarakat, bahwa dia sendiri menjadi bagian dari masa lalu dunia intelijen yang kelam tersebut. Padahal, dunia intelijen sudah berubah. 

Padahal, Prabowo itu dulunya adalah bagian dari rezim Orde Baru yang dianggapnya melakukan penyimpangan fungsi intelijen. Bahkan, Prabowo sendiri adalah otak pelaku penculikan aktivis di penghujung pemerintahan Soeharto. 

Berdasarkan hasil percakapan seorang staf politik Kedutaan Besar AS di Jakarta dengan seorang pemimpin organisasi mahasiswa memunculkan nama Prabowo Subianto sebagai pelaku penghilangan paksa aktivis pada tahun 1998, atas dasar perintah dari Soeharto. Disitulah bukti nyata adanya masa kelam dirinya di masa lalu.

Melalui pernyataan di atas, Prabowo sedang membuka aibnya sendiri. Ia seperti menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.

No comments:

Post a Comment