Reuni 212 Akan Digelar di Istana Jika Prabowo-Sandi Menang, Rela Indonesia Jadi Khilafah Islamiyah?
Sekjen Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal bicara tentang aksi 212 di Konferensi Nasional Partai Gerindra. Mustafa menyebut, jika Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di Pilpres 2019, Reuni 212 bisa mendapatkan izin untuk digelar di Istana Negara.
Di momen tersebut, Mustafa lalu bertanya kepada para kader Gerindra, relawan dan simpatisan yang hadir, apakah mau aksi 212 digelar di Istana. Jika mau, sambung Mustafa, maka mereka diminta untuk bekerja memenangkan Prabowo-Sandi
Pernyataan ini membuktikan banyak hal. Bahwa, Reuni 212 memang untuk kepentingan politik Prabowo-Sandi.
Kemudian, gagasan Mustafa Kamal itu juga ngawur karena menyelenggarakan Aksi Reuni 212. Itu tidak masuk akal diselenggarakan di Istana Negara.
Sebab, Istana Negara selain sebagai kantor Presiden RI, juga berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan resmi kenegaraan, seperti tempat pelantikan pejabat tinggi negara, tempat penerimaan tamu negara, hingga untuk peringatan proklamasi dan acara kenegaraan lainnya.
Sehingga, dengan begitu, Istana Negara tidak layak dijadikan tempat Reuni 212 yang esensinya sudah tidak jelas dan politis.
Aksi 212 bukan acara penting karena hanya sebuah representasi dari kepentingan kelompok tertentu untuk melaksanakan agenda terselubung. Aksi 212 juga tidak layak dijadikan acara kenegaraan karena esensi pembentukannya saja tidak jelas.
Terlebih lagi, massa yang tergabung dalam aksi tersebut juga berasal dari kelompok radikal kanan yang berambisi mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan menjadi Khilafah Islamiyah, sehingga akan mempermudah kelompok-kelompok tersebut melakukan aksi kudeta.
No comments:
Post a Comment