Bangun Narasi Isu Kecurangan Jokowi, Kubu Prabowo-Sandi Mainkan Teknik Firehose of Falsehoods
Dalam beberapa tahun ini, model kampanye politik di berbagai belahan dunia telah berubah. Penggunaan teknologi informasi dalam politik telah mempengaruhi perilaku pemilih, termasuk karena hoaks.
Kampanye berbasis hoaks itu pun juga mulai diterapkan di Indonesia pada Pemilu 2019. Wakil Direktur Komunikasi Politik Meutya Hafid, bahwa timnya telah melakukan analisa dan menilai Prabowo Subianto menggunakan teknik kampanye 'Firehose of Falsehoods' pada Pilpres 2019.
Firehose of Falsehoods adalah propaganda tertentu yang menyasar rasa ketakutan seseorang. Teknik firehose of the falsehoods ini membutuhkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan secara repetitive dan terus menerus.
Bila ini dijalankan secara rutin, maka seseorang akan memiliki penilaian lain terhadap suatu realitas. Suatu kebohongan perlahan akan dianggap kebenaran.
Dalam strategi propaganda tersebut, konten-konten kampanye yang dimainkan tidak harus objektif dan konsisten selama dilakukan secara masif, cepat dan terus berulang, dengan tujuan membangun ketidakpercayaan terhadap informasi.
Kampanye politik dengan strategi ini dinilai tidak lagi mengabarkan kebenaran, tetapi justru mengaburkannya. Kampanye jenis ini sukses mengantarkan Donald Trump menuju kursi Presiden, dan Prabowo sekarang menggunakan jasa konsultan yang sama dengan Trump.
Oleh karenanya, kampanye berbasis kebohongan pasti akan terus dijalankan oleh pihak Prabowo-Sandi. Mereka akan kembali memainkan skenario kalah dengan menghembuskan isu kecurangan masif dalam proses Pemilu yang dilakukan pihak Jokowi.
Isu tersebut akan terus diangkat untuk membentuk kepercayaan publik dan mendelegitimasi hasil Pilpres 2019 mendatang.
Padahal faktanya justru kubu Prabowo-Sandi sendiri yang banyak melakukan kecurangan dengan menghalalkan segala cara, mulai dari kampanye hitam hingga politik uang, seperti pada Pilpres 2014 yang lalu.
Pemelintiran kebenaran ini berbahaya. Masyarakat bisa mempercayai kebohongan sebagai suatu kebenaran.
No comments:
Post a Comment