Saturday, 29 December 2018

#MenolakLupa, Prabowo dan Soeharto Terlibat Penculikan Aktivis 98

#MenolakLupa, Prabowo dan Soeharto Terlibat Penculikan Aktivis 98


Dua puluh tahun lalu, sejumlah aktivis pro demokrasi hilang diculik. Bahkan, belum kembali hingga saat ini. 

Berdasarkan penyelidikan DKP ABRI aksi tanpa koordinasi itu dilakukan oleh grup kecil di Korps Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di bawah kepemimpinan Letjen Prabowo Subianto.

Pertengahan 2018 lalu, Kedutaan Besar AS merilis dokumen rahasia ke publik yang mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto memang terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi di era 1998. 

Hal itu tercantum dalam dokumen yang dirilis oleh National Security Archive, The George Washington University, tertanggal 7 Mei 1998. 

Di dokumen itu disebutkan bahwa Grup 4 Kopassus pimpinan Chairawan berada di bawah komando Prabowo. Mereka menculik aktivis atas perintah Prabowo dan berdasarkan arahan dari Soeharto.

Para aktivis itu ditahan dan disiksa di fasilitas Kopassus yang berada di sebuah lokasi antara Jakarta dan Bogor. Fasilitas tersebut merupakan markas lama unit 81 Anti-teror Kopassus atau yang dikenal saat ini sebagai Densus 81/Gultor.

Melihat rekam jejak itu, kita harus tak silap mata dalam menilai sosok Prabowo Subianto dalam kontestasi politik hari ini. Bagaimanapun Prabowo adalah capres yang memiliki sisi kelam sebagai penculik dan pembunuh. 

Kita harus memanjangkan ingatan agar tidak lupa dengan peristiwa pelanggaran HAM itu. Kekejaman mereka harus dicatat dalam sejarah hitam perjalanan bangsa dan menjadi pelajaran untuk generasi berikutnya. 

Tujuannya, tentu saja, agar kejadian di masa lalu itu tak terulang kembali. 

Nah, salah satu cara agar kita tak memutar ulang sejarah kelam di Indonesia hari ini adalah dengan memastikan para penculik dan pembunuh itu tak berkuasa kembali. Jangan sampai Prabowo cs yang ingin kembali ke Orde Baru memimpin Indonesia.

No comments:

Post a Comment