Jual Ketakutan Tampil Bak Pahlawan, Prabowo Sebut Indonesia Masih Terjajah dalam Kampanye di Hari Disabilitas
Seperti tak ada habisnya, calon presiden Prabowo Subianto kembali menyebarkan berita-berita 'horor' kepada rakyat. Ia sepertinya sangat gemar untuk membohongi rakyat dengan kabar-kabar yang tak benar, sekaligus menakut-nakuti masyarakat.
Hal itu, misalnya, tercermin dari sebuah pernyataannya yang menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia hari ini sebenarnya masih terjajah. Menurut Prabowo bangsa Indonesia hari ini belum berdiri di kaki sendiri.
Pernyataan kontroversial itu disampaikannya di hadapan para penyandang disabilitas dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional ke-26 di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (5/12).
Menurut Prabowo, terjajahnya Indonesia itu karena kekayaan alam bangsa masih dikuasai oleh negara asing. Ini karena ada antek-antek asing dari bangsa Indonesia itu sendiri.
Tentu saja, kita bisa menebak 'endingnya'. Ujung-ujungnya Prabowo berkampanye untuk mengajak para disabilitas guna mendukung dirinya pada Pilpres 2019 nanti, dengan dasar klaim bahwa dirinya akan membebaskan rakyat.
Pernyataan Prabowo itu sudah seperti 'template'. Awalnya dia menyebarkan berita horor, membuat rakyat takut, kemudian mencitrakan dirinya bak pahlawan. Oh, rakyat sudah cerdas, Bung! Tidak semudah itu untuk membohongi rakyat.
Apa yang disampaikan Prabowo itu sebenarnya justru tanpa data yang akurat. Karena faktanya, hari ini pemerintahan Presiden Jokowi justru sangat gencar mengambil alih beberapa kekayaan dan Sumber Daya Alam (SDA) yang dikuasai perusahaan asing.
Kita tahu, sejak 1 Januari lalu, Blok Mahakam telah kembali ke Pertamina. Begitu juga dengan Blok Rokan pada 2021 nanti. Kedua sumber migas itu telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Pasca itu, pemerintahan Jokowi tak berhenti. Sumber daya emas di Papua yang telah dikuasai PT. Freeport Indonesia selama 50 tahun, akhirnya sahamnya bisa diakuisisi oleh PT. Inalum, sebuah holding BUMN di bidang tambang.
Saat ini, proses akuisisi sudah dilakukan dan diperkirakan akan selesai pada akhir Desember 2018. Artinya, kini penguasaan mayoritas PT. Freeport berada di tangan negara Indonesia.
Nah, bila melihat fakta tersebut, maka sudah bisa dipastikan bahwa pernyataan Prabowo di atas hanyalah provokasi dalam upaya meraih simpati dan suara untuk Pilpres 2019 dengan mengkambinghitamkan pemerintah.
Di samping itu, Prabowo juga hanya bisa mengkritik kondisi Indonesia masih terjajah tanpa memberikan alternatif dan solusi. Ini tentu saja tipikal dari 'politisi kardus' dan 'sontoloyo', plus 'genderuwo'.
Dengan begitu, Prabowo Subianto telah menunjukkan diri sebagai oposisi yang tak kredibel dengan melakukan kampanye hitam dan pernyataan mengarah ke tuduhan karena tidak berbasis data.
Selain itu juga kasihan para penyandang disabilitas yang sedang berusaha dipolitisasi oleh Prabowo Subianto dengan janji-janji yang belum tentu terealisasi. Inilah wujud tebar janji ala politisi menjelang Pilpres 2019.
No comments:
Post a Comment