Tak Aneh, Kubu Prabowo-Sandi Minta Penghentian Situng KPU Karena Kalah
Beberapa waktu lalu, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab menyarankan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendesak KPU menghentikan real count. Hal ini wajar saja, sebab mereka kalah.
Saran Habib Rizieq itu disampaikan oleh ketua penanggung jawab Ijtima Ulama III, Yusuf Muhammad Martak. Ia menilai real count bisa berbahaya dan membentuk opini salah di masyarakat.
Menanggapi itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin tak heran. Soalnya hasil Pilpres menunjukkan kekalahan kubu Prabowo-Sandi.
Hal itu sudah dapat ditebak bahwa para pendukung 02, termasuk Habib Rizieq, akan meminta KPU untuk menghentikan situng yang hasilnya memang memenangkan pasangan pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf. Mungkin ceritanya akan lain kalau situng itu akan memenangkan mereka.
Hal itu sekaligus menunjukan bahwa kubu Paslon 02 tidak siap menerima kekalahan, sehingga menyarankan agar situng KPU dihentikan lantaran hasilnya sudah menunjukkan tanda-tanda kekalahan Prabowo-Sandi.
Masalahnya, dari Situng KPU itu hasil sementara ini sama dengan lembaga survei kredibel dan data "real count" yang dimiliki TKN. Inilah latar belakang kubu Prabowo-Sandi protes.
TKN Jokowi-Amin hingga kini menolak keras bila Situng KPU itu dihentikan. Sebab, Situng KPU ini merupakan wujud transparansi dari KPU.
Dengan adanya Situng KPU tersebut masyarakat akan lebih mudah memantau dengan cepat hasil real count KPU. Bahkan masyarakat bisa menegur KPU bila ada salah input.
Untuk itu, kita baiknya segera mendesak KPU agar jangan terlalu lambat mengimput data hasil perhitungan C1, sebab lebih cepat akan lebih baik.
Bila kita mengamati seksama manuver kubu Prabowo-Sandi belakangan ini, maka tak akan jauh-jauh dari persoalan di atas. Pokok masalahnya adalah karena mereka sadar kalah, tetapi tak mau menerima dan mengakuinya.
Makanya dibuat berbagai alasan dan tindakan, mulai menuduh quick count palsu, KPU curang, hingga meminta penghentian Situng KPU.
No comments:
Post a Comment