Thursday, 9 May 2019

Berbeda dengan Prabowo, Partai Demokrat Tak Melihat Adanya Kecurangan yang Terstruktur, Sistematis dan Masif pada Pemilu 2019

Berbeda dengan Prabowo, Partai Demokrat Tak Melihat Adanya Kecurangan yang Terstruktur, Sistematis dan Masif pada Pemilu 2019


Posisi Partai Demokrat sangat berbeda dengan rekan koalisinya dalam memandang Pemilu 2019. Bila Prabowo dkk, melihat ada kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif pada Pemilu saat ini, tidak begitu dengan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. 

Sejauh ini, Partai Demokrat tak melihat adanya kecurangan yang memenuhi unsur terstruktur, sistematis dan masif (TSM), sehingga berpeluang dilakukan pemilu ulang.

Hal ini berdasarkan penilaian dari tim analisa internal mereka. Selama ini, Partai bernomor urut 14 itu punya tim analisa tersendiri untuk menjaga proses Pemilu serentak 2019 berjalan adil dan transparan.

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Amir Syamsuddin mengatakan, tim analisa Demokrat dari hari ke hari masih bekerja sampai saat ini. Menurut tim tersebut, belum ada kecurangan pemilu yang memenuhi unsur TSM.

Partai Demokrat juga melihat, KPU masih akomodatif melihat dugaan kecurangan tersebut. Sehingga tidak menutup diri dan mau melakukan koreksi apabila memang dilaporkan ada terjadi kecurangan atau kesalahan dalam proses pemilu.

Indikasinya adalah KPU selalu membuka pintunya untuk dilakukannya kroscek dan koreksi oleh siapapun, baik oleh kubu 01 dan 02. Sehingga kita bisa menilai bahwa KPU tidak pernah menutup diri.

Untuk itu, koreksi terhadap indikasi kecurangan ini bisa dilakukan tanpa harus menunggu ke MK. Sejauh ini, sudah dilakukan misalnya saja terjadi pemungutan suara ulang di beberapa daerah.

Penilaian Partai Demokrat di atas bisa dikatakan obyektif. Mereka menilai kondisi sesuai dengan kenyataannya yang ada di lapangan. 

Meski mereka berada dalam satu kubu dengan Prabowo-Sandi, tetapi Partai Demokrat tak kehilangan obyektivitasnya, sehingga memiliki penilaian yang berbeda. Hal ini karena analisa tersebut dilakukan dengan jujur, bukan karena ambisi politik. 

Berbeda dengan Prabowo-Sandi yang mengabaikan fakta dan bukti-bukti di lapangan. Hanya karena mereka kalah, lantas proses Pemilu dianggapnya curang. 

Itulah sikap yang tak dewasa dari elit politik yang mabuk kekuasaan. Mari kita terima apapun hasil Pemilu tanpa harus mengedepankan ego kekuasaan masing-masing. Selain tak baik untuk keutuhan bangsa, juga tak memberikan pendidikan politik yang sehat pada rakyat.

No comments:

Post a Comment