Sunday, 5 May 2019

Menyoal Sikap Kubu Prabowo-Sandi yang Alergi terhadap Transparansi

Menyoal Sikap Kubu Prabowo-Sandi yang Alergi terhadap Transparansi


Meski sudah mengklaim menang dan menuding KPU curang, tetapi faktanya BPN Prabowo-Sandi tak mau transparan dengan data mereka sendiri. Hingga kini publik tak pernah tahu data yang menjadi dasar klaim tersebut. 

Misalnya, BPN Prabowo-Sandi tak pernah menunjukan data C1 yang menyatakan mereka menang. Padahal, katanya mereka mengaku mendapatkannya dari perhitungan real count. 

Bahkan terkait tempat penghitungan pun hingga saat ini belum dijelaskan kepada publik. Mereka berdalih semuanya dirahasiakan demi keamanan. 

Hal tersebut menunjukkan kubu Prabowo tidak berani untuk transparan dan hanya main klaim secara sepihak. Tentu saja, itu membuat masyarakat ragu atas klaim sepihak kubu 02. 

Ditambah kubu Prabowo-Sandi kini meminta KPU untuk menghentikan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). Menurut mereka Situng membuat publik bingung. 

Simpati masyarakat pun makin hilang. Karena permintaan untuk menghentikan Situng KPU itu sungguh tak berdasar. 

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Evi Novita Ginting menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa menghentikan situng yang sudah berjalan. Pasalnya hal tersebut sebagai wujud transparansi lembaga penyelenggara pemilu. 

Ia berharap semua pihak bisa mengerti apa yang dilakukan oleh KPU sebagai bentuk transparansi ke publik. Karena adanya Situng ini masyarakat juga bisa memantau apabila terjadi salah entri.

Dengan demikian, Situng KPU ini dibuat sebagai bentuk transparansi dari KPU. Pentingnya transparansi dalam demokrasi ini, membuat kita mempertanyakan kemarahan seorang Prabowo kepada media dan keanehan timnya yang serba tertutup serta banyak alasan. 

Prabowo dan timnya saat ini seperti takut akan bayang-bayang sebuah transparasi. Ia lebih suka dengan dengan sesuatu yang tertutup dan serba kasak-kusuk. 

Kelakuan kubu Prabowo-Sandi ini ditengarai karena mereka sudah kalah, tetapi tak mau mengakuinya. Mereka membuat klaim palsu berdasarkan data yang abal-abal. Makanya, tak mau membukanya.

Kalau benar, mengapa tak mau terbuka?

No comments:

Post a Comment