Wednesday, 15 May 2019

Sindiran Keras Habibie dan Kemunafikan Prabowo


Sikap Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang tak mau menerima hasil real count KPU mendapat cibiran dari banyak pihak. Salah satunya dari mantan Presiden RI ke-3, Prof. BJ Habibie. 

Habibie menyindir Prabowo yang menyebabkan kebingungan massal atas hasil Pemilu 2019. Hal ini sebagaimana diungkapkan Habibie pada acara Buka Bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) beberapa waktu lalu. 

Kebingungan itu berasal dari klaim kemenangan sepihak kubu 02 atas Pilpres 2019 ini. Padahal, kenyataannya belum ada hasil resmi dari KPU.

Ia menyesalkan banyak pihak yang kebingunan akibat adanya saling klaim bahwa paslon tertentu yang memenangi Pilpres 2019 sebelum penetapan dari KPU.

Habibie mengkhawatirkan bahwa pihak yang kalah nantinya akan mengerjakan perlawanan dengan teknik yang tidak cocok dengan ketentuan hukum berlaku.

Ia sebenarnya berharap setiap pihak, terutama kubu Prabowo-Sandi, untuk menunggu keputusan KPU untuk mengetahui pemenang Pilpres 2019. 

Seharusnya, pihak-pihak yang tidak puas itu dapat mengikuti mekanisme yang berlaku andai merasa dirugikan. 

Mereka juga bisa mengajukan usulan perubahan undang-undang sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bukan malah mengajak rakyat untuk menciptakan kegaduhan, seperti people power atau demonstrasi massa. 

Kubu Prabowo dan pakar-pakar di belakangnya harusnya paham terkait mekanisme penyelesaian sengketa sesuai UU tersebut. Jika tak paham baiknya dibubarkan saja, namun jika paham berarti terdapat niat untuk melanggar aturan tanpa peduli dampak yang ditimbulkan. 

Atau, kemungkinan lain, Prabowo lebih mendengarkan bisikan dari ormas-ormas keagamaan yang cenderung radikal daripada saran dari partai pendukungnya. Bila ini benar, maka sungguh sangat berbahaya.

Kita harus tahu bahwasanya penggunaan sentimen politik identitas dari Prabowo merupakan perjuangan dengan memanfaatkan atas nama Tuhan YME untuk ambisi kuasa pribadi dan kelompoknya. 

Hal ini sungguh merupakan bentuk kemunafikan yang hakiki. Maka waspadalah!

No comments:

Post a Comment