Thursday, 30 May 2019

Menguak Siapa Sosok AF, Salah Satu Tersangka Kerusuhan 22 Mei

Menguak Siapa Sosok AF, Salah Satu Tersangka Kerusuhan 22 Mei


Polisi sudah menetapkan 6 tersangka kasus senjata api ilegal untuk yang diduga selaku pembunuh bayaran kerusuhan aksi 22 Mei 2019. Salah satunya seorang perempuan berinisial AF, istri purnawirawan dan pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Lantas siapa, AF itu?

AF punya nama lengkap Asmaizulfi, atau dipanggil Fifi. Ia adalah istri dari Mayjen (Purn.) Moerwanto Soeprapto yang pernah menjadi ketua Yayasan Citra Handadari Utama.

Sementara itu, Fifi merupakan Ketua Umum Gerakan Emak-Emak Peduli Rakyat (Gempur) yang aktif berdemonstrasi mengkritik pemerintahan Jokowi.

Fifi diciduk polisi lantaran menjual senjata api untuk komplotan yang berniat membunuh sejumlah tokoh dan memicu aksi 22 Mei. Fifi ini merupakan satu-satunya emak-emak yang diciduk kepolisian.

Gempur ini resmi berdiri pada 16 November 2018 dan Jalan Rawa Badak Barat No. 2 Koja, Jakarta Utara. Beberapa sosok pengawas dari organisasi tersebut adalah mantan ketua umum Front Pembela Islam, Habib Muchsin Alattas dan Japto Soejarsoemarno, tokoh Pemuda Pancasila.

Belakangan, Gempur menjadi organ politis yang bertujuan untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Tugasnya, untuk mengampanyekan paslon 02 dari pintu ke pintu, khusus wilayah Jakarta.

Sedangkan, suaminya adalah Mayor Jenderal (Purn) Moerwanto Soeprapto. Ia menjadi Ketua Yayasan Citra Handadari Utama, yang pernah menjabat Sekjen Departemen Sosial masa Orde Baru.

Yayasan ini pernah bersengketa dengan Kementerian Sosial atas kepemilikan lahan seluas 0,8 hektare dan pengelolaan Gedung Cawang Kencana di Jakarta Timur.

Fakta ini menjadi bukti bahwa pendukung Prabowo-Sandi berada di balik kerusuhan 22 Mei kemarin. Mereka itulah yang menggalang massa, menciptakan kerusuhan dan berencana membunuh para jenderal.

Gerombolan 02 itu berusaha mengacaukan situasi negara hanya demi kekuasaan dengan cara apapun dan mengorbankan rakyat sebagai tumbal politik. Tindakannya jelas tak bisa dibenarkan dan harus segera diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Untung saja, aparat keamanan segera bergerak cepat, sehingga potensi bahaya dapat diminimalisasi. Selain itu, para pelakunya juga bisa ditangkap.

Kita berharap para pelaku di atas bisa ditindak dengan adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Bagi pihak keamanan, jangan pernah takut, karena rakyat tetap berdiri di belakang untuk mendukungmu.

No comments:

Post a Comment