Sunday, 24 February 2019

PBNU Kritik Keras Puisi Neno Warisman, Politisasi Agama yang Menyesatkan

PBNU Kritik Keras Puisi Neno Warisman, Politisasi Agama yang Menyesatkan


Neno Warisman tengah menjadi sorotan publik. Puisinya yang berisi doa dianggap telah mengancam eksistensi Tuhan dan memiliki pengandaian perang dalam Pilpres 2019. 

Hal itu memancing respon negatif dari masyarakat. Banyak yang jengah dengan cara politisasi agama dari pendukung Prabowo-Sandi ini. 

Ketua Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas mengkritik keras doa Neno dan mengingatkan bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Allah SWT, bukan Pilpres. 

Robikin menegaskan semua calon presiden dan wakil presiden itu beragama Islam, yakni Jokowi-Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Dia pun mempertanyakan apa dasar kekhawatiran Neno Allah tak lagi disembah jika calon pasangan presiden dan wakil presiden yang didukungnya kalah.

Oleh karena itu, sebaiknya Neno tidak mengukur kadar keimanan orang lain dengan memakai ukuran sendiri. 

Berdoa adalah bagian dari membangun hubungan baik dengan Allah SWT, tentunya dengan adab yang baik, penuh sopan santun dan tidak memanipulasi fakta.

Pengandaian Neno bahwa Pilpres ini adalah perang merupakan kekeliruan yang besar. Sebab, Pemilu adalah mekanisme wajar dalam demokrasi. Ini kontestasi rutin setiap lima tahun. 

Pengandaian Neno itu juga berbahaya bagi bangunan kebangsaan Indonesia. Kita harusnya menjauhkan upaya adu domba yang membenturkan sesama anak bangsa melalui agama tersebut. 

Karena ajaran agama yang kita tahu semuanya berbasis pada kasih sayang dan kelembutan. Bukan sifat yang keras dan permusuhan. 

Mari, kita berpikiran waras dan mengutamakan akal sehat dalam Pemilu ini.

No comments:

Post a Comment