Tuesday, 19 February 2019

Melihat Prabowo yang Minim Ide dan Banyak Blunder saat Debat Kedua Pilpres 2019

Melihat Prabowo yang Minim Ide dan Banyak Blunder saat Debat Kedua Pilpres 2019


Debat kedua Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Sultan Minggu (17/2) kemarin, diharapkan dapat menunjukkan kualitas dan kapasitas kandidat Presiden untuk lima tahun ke depan. 

Namun sayangnya, dalam kesempatan itu calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dinilai tidak mampu tampil dengan baik. 

Prabowo Subianto dinilai hampir tidak memiliki ide baru jika dirinya terpilih nanti. Hal itu diungkapkan Analisis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun. 

Menurutnya, Prabowo hanya memaparkan sedikit saja inovasi kebijakan jika ia memimpin.  Ide-ide yang disampaikan Prabowo masih terlalu sedikit, padahal masih ada sisa waktu yang cukup untuk menyampaikan gagasannya.

Prabowo juga memiliki kelemahan dalam debat kedua. Yaitu, dengan tidak menghadirkan pertanyaan yang tajam terkait energi, pangan, sumber daya alam (SDA), infrastruktur, dan lingkungan hidup.

Selain itu, banyak ungkapan Prabowo yang bersifat paradoks dengan mementingkan retorika, bukan angka dan data saat mendebat lawan bicaranya. 

Seorang capres dua kali dan cawapres sekali yang sering gembor-gembor soal isu ekonomi itu malah jarang sekali memberi konteks dalam debat kedua melawan Presiden Jokowi.

Dari 2.789 kata yang keluar dari mulut Prabowo, ia hanya menyebut angka dalam 20 kali. Jumlah ini amat timpang dibandingkan Jokowi yang menyebut angka sebanyak 98 kali.

Diringkas lagi, angka-angka yang disebut Prabowo hanya sampiran, bukan inti dari yang ia sampaikan. 

Lebih jauh lagi, pernyataannya yang banyak menyinggung banyak uang yang ada di luar daripada di Indonesia itu, seperti menepuk air di dulang memercik muka sendiri. Sebab, nama Prabowo pernah muncul dalam dokumen Paradise Papers, bocoran data berisi 13,4 juta dokumen dari hasil investigasi International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ).

Basis data ini memuat rincian keuangan orang-orang kaya di seluruh dunia yang memarkir investasi di luar negeri untuk mendapatkan pajak rendah atau bahkan tanpa pajak sama sekali. 

Ia disebut pernah menjadi direktur dan wakil ketua Nusantara Energy Resources, sebuah perusahaan cangkang yang terdaftar di Bermuda, salah satu suaka pajak di dunia. Ia mengindikasikan Prabowo sempat melarikan uangnya ke luar negeri.

Blunder paling parah terlihat saat Prabowo tidak paham mengenai perkembangan bisnis 'start up' dan 'unicorn'.  Di sesi itu, Prabowo benar-benar 'blank', sehingga ketika ditanya soal unicorn yang dijawab dengan melantur dengan susunan gagasan dan kosakata verbal yang amburadul. 

Itulah bukti bahwa dalam debat kedua Pilpres beberapa waktu lalu, Prabowo gagal menghadirkan narasi ide yang bernas. Ia hanya bermain retorika, tanpa substansi ide yang bisa direalisasikan.

No comments:

Post a Comment