Ungkit Pilihan Politik Alm. Ani Yudhoyono, Belasungkawa Prabowo Subianto Tak Ikhlas dan Politis
Kejadian ini terekam secara langsung oleh media nasional, dan langsung menjadi pembicaraan publik se-Indonesia. Tentu saja, mayoritas sangat menyesalkan 'blunder' Prabowo tersebut.
Awalnya, kehadiran Prabowo ke kediaman SBY itu menjadi momen yang dinanti publik. Sebab sejak Ani Yudhoyono wafat dan dimakamkan, Prabowo menjadi salah satu tokoh politik nasional yang belum bertakziah. Hal ini karena dia sedang berada di luar negeri dan pesawatnya baru mendarat di Jakarta pada Senin (3/6/2019).
Tidak sampai 30 menit, Prabowo pun menyampaikan isi pembicaraannya dengan SBY. Ia mengucap bela sungkawa sekaligus meminta maaf tidak bisa hadir dalam acara pemakaman Ani Yudhoyono.
Selain itu, ia juga menceritakan tentang niatan untuk menjenguk Ani, tetapi batal setelah mendengar kondisi anak Sarwo Edhie itu membaik.
Namun bukan itu ucapan Prabowo yang menjadi sorotan. Di depan awak media dan tentu saja di sebelah SBY, mantan Danjen Kopassus itu menyinggung pilihan politik Ani Yudhoyono pada Pilpres 2019 lalu.
Setelah menyampaikan karakter Ani, Prabowo menyebut kalau istri SBY itu memilihnya dalam Pilpres 2014 dan 2019.
"Saya juga diberitahu bahwa Ibu Ani mendukung saya memilih 2014 dan 2019 memilih saya jadi dan merasa saya bisa dapat merasakan gimana Pak SBY sekarang kondisinya," kata Prabowo.
Kontan saja, SBY tidak suka dengan pernyataan tersebut. Presiden RI ke-6 itu pun langsung mengungkapkannya melalui gesture tubuh dan pernyataan yang "keras".
Misalnya, mendengar pernyataan Prabowo itu wajah SBY langsung berubah masam. Ia terlihat langsung melipat lengan tangannya.
Tidak sampai 5 menit, begitu selesai memberikan pernyataan pers, Prabowo langsung dipersilahkan pulang oleh SBY. Tidak lama setelah itu, SBY pun langsung memberikan keterangan kepada awak media.
Di depan media, Presiden RI ke-6 itu meminta agar ujaran Prabowo tentang pilihan politik Ani untuk tidak disampaikan ke publik.
"Teman-teman ya itu statemen Pak Prabowo yang kaitannya dengan politik ya tentang Ibu Ani, please tidak disampaikan. Ini hari yang penuh (mengeluh nafas) ujian bagi saya, Ibu Ani jangan dikait-kaitkan dengan politik," kata SBY usai menerima Prabowo di kediamannya.
"Jadi please saya mohon statemen Pak Prabowo yang Ibu Ani milih apa, milih apa itu tentu tidak tepat, tidak elok untuk disampaikan. Saya mohon itu saja, tolong mengerti perasaan kami yang berduka, Ibu Ani yang baru saja berpulang jadi kami tidak ingin dikaitkan dengan politik apapun," lanjut SBY.
Dari ungkapan tersebut terlihat jelas bahwa SBY tidak suka dengan pernyataan politis Prabowo tersebut. Karena hal itu sungguh tidak etis dan tidak elok disampaikan dalam suasana duka. Diakui atau tidak, pernyataan Prabowo itu juga telah melukai hati SBY dan keluarganya.
Kejadian tersebut juga menunjukkan bahwa Prabowo itu merupakan sosok yang tidak berperikemanusiaan dan tak mampu meletakkan rasa empati dan kemanusiaan di atas kepentingan politiknya.
Betapa tidak, di tengah situasi duka seperti ini dia justru memanfaatkannya menjadi komoditas politik. Sebuah manuver politik yang "kasar" dan vulgar. Plus membuka kedoknya sendiri yang tak pernah tulus dan berlatar politis terhadap keluarga SBY.
Kita patut bersyukur, untung saja bukan dia yang terpilih pada Pilpres lalu. Karena untuk urusan elementer seperti itu saja dia gagal, bagaimana mampu mengelola negara yang kompleks.
No comments:
Post a Comment